Jumat, 20 Februari 2009

Senjakala Dunia Kehidupan


Dikala senja kulihat langit seperti biasanya seperti hari kemarin, kemarinya lagi atau kemarinya lagi. Dengan satu bungkus rokok dan segelas kopi kulewati senja ini dengan tanda semburat merah dan burung-burung yang seperti mengejek dengan huruf V nya dia telah memperoleh Vida sedangkan aku berpikir formasi hidupku bukan V tetapi F untuk Fall In Behind.

Kemudian aku berpikir tentang kehidupanku apa yang kuperrbuat dalam dua hari atau motif-motif perbuatanku. Setelah kurampungkan buku kritik rasio fungsionaris habermas yang begitu menguncang aku makin lama makin bersedih dengan landasan-landasan perbuatanku selama ini;Kesadaran palsu,sensualismeku dan hilangnya dunia kehidupanku yang tertindas oleh kaca-kaca sekitarku dan sikap afirmatif yang didukung oleh sifat masokis yang kronis yang kadang dibarengi juga dengan sikap sadistisku.

Mungkin aku meniru judul buku senjakala para dewanya Nietze yang belum pernah aku baca; judul itu aku bayangkan isinya sebagai matinya dewa-dewa mistris orang abad pertengan yang dilandasi oleh rasa berdosa dan rasa takut; digantikan satu dewa modernitas positivisme. Institusi gereja sebagi satu-satunya kebanaran diganti dengan uang yang dapat diukur dan kekuasaan dengan legitimasi palsu sebagai perisai.

Aku dahulu mencoba lari dari Tuhan tetapi ternyata aku juga lari dari sistem kehidupan. Kuganti Tuhan dengan media uang dan kekuasaan sebagi fetis. Sebenarnya hal ini juga tidak dengan sepenuh hati aku selalu berada dalam keraguan dalam hal ini tetapi dengan sikap afirmatif terhadap penetrasi dari luar dan sekaligus sado-masokisku aku memalingkan muka dari dunia kehidupan.

Ternyata dengan dukungan lingkungan sifat sado-masokisku semakin menjadi; dunia kehidupanku hilang dan aku hidup tanpa makna. Lembaran-lembaran kosong kehidupan kuisi dengan kepalsuan. Agenda-agenda melawan mesin dalam alam bawah sadarku kadang juga muncul yang membuatku merasa tidak memijakan kaki diatas tanah aku melayang dalam ruang hampa dan mengigil dalam kesepian.

Tapi aku kemudian berusaha membunuhnya dengan begitu mudahnya karena tubuhku sudah sangat terlatih untuk menjadi sado-masokis. Rasa sayang orang-orang disekitarku kadang begitu menyiksa,.kadang juga aku melihat orang yang sangat kuat berpijak sebagai mesin dan memata-mataiku juga begitu menyiksa. Seakan dia tahu segalanya dengan mantap berpegang pada tongkat kepalsuan dengan pandangan wajah memuakan dan obrolan-obrolan mengenai dirinya yang penuh dengan kepalsuan dan fetisisme egosentris juga sungguh memuakan dan memalukan.

Aku juga sungguh lebih jauh melangkah dari dunia kehidupan tetapi melihat orang yang mantap dengan media uang dan kekuasaan sebagai bagian kehidupan aku sungguh jijik dan muak. Aku tahu mungkin kepribadianku yang terpecah ini karena aku terlalu lama menjauh dari dunia kehidupan. Aku tidak sanggup berada dibawah tatapan senyuman yang menertawakanku merasa selalu menang setiap hari ???. aku yakin ini bukan cemburu tetapi kemuakan !!!!

Tetapi hal ini menambah sesak kehidupan yang sudah begitu terjepit dalam penyelaman makna yang terganggu oleh sifat sado-masokisku. Didetik ini juga aku masih menyimpan seribu kepalsuan dalam dada. Yang semakin menyiksa mengerogoti tubuh dunia kehidupan seperti belatung.

Aku juga kadang merasa tidak pernah bermaksud menyelamatkan orang dari mesin tetapi aku ingin melukai egosnetrisnya saja tetapi aku sungguh tidak memanipulasi omonganku aku hanya mengatakan apa yang dihatiku; hal ini bahkan sebenarnya konstruktif kalau saja mendengarkan bukankah akan lebih baik melihat hidup dari berbagai sisi. Tatapan kebencianlah yang aku terima tetapi itu adalah setimpal dengan caranya memata-matai seperti mesin penyedot debu patologi masyrakat dan aku kadang senang melihat wajahnya yng sebenarnya.

Aku memang harus berdamai dengan dunia kehidupanku yang sudah semakin berada dimasa senja dalam masa studiku tetapi sebenarnya ini adalah tengah hari yang panas dalam dunia kehidupan sehingga aku masih bisa mengisi lembar-lembar memoriku dengan hal yang berharga. Aku akan mencoba memalingkan muka dari mesin dan merangkul kembali dunia kehidupanku yang hangat dan penuh cinta kasih. Hanya satu hal yang perlu akau lakukan yakni dengan kesadaranaku aku harus berusaha mencintai diriku sendiri walaupun dimulai dengan tangan yang gemetar dan dingin.

Biarlah selama tiga tahun hidupku menjadi lelucon bagi dunia kehidupan

Fist in the air, In the land of hipocrisy

Fist in the air, In the land of hipocrisy

Fist in the air, In the land of hipocrisy

Wake’ UUUP!!!!!!!!!!!!!

Wake’ UUUP!!!!!!!!!!!!!

Wake’ UUUP!!!!!!!!!!!!!

N:B :Aku harap Tiap Orang Mencintai dunia kehidupan sehingga senjakala ini tidak berubah menajdi gelap gulita malam dunia kehidupan.; aku yakin tiap nafas kehidupan adalah penahan tetesan pasir waktu menuju kematian jiwa dunia.

8 februari 2008 di jogja, dalam suhu udara yang lumayan panas di musim hujan