Rabu, 23 April 2014
Kisah Dua Pemimpi (Sejarawan Arab Al-Ishaqi menceritakan kisah ini)
Sabtu, 11 Juli 2009
Prespektif Pantai
Di seper-empat perjalanan aku suadah tidak dapat menahan diri untuk menuju pantai di keburuhan purworejo tepatnya. Dalam prespektif mataku ketika melihat keutara terapit oleh pegunungan sindoro-sumbing, terdapat muara sungai dengan air yang jernih menambah eloknya gairah akan pantai. Melewati jembatan yang terbuat kayu menambah variasi perjalananku yang tadinya hanya melewati jembatan-jembatan beton.
Akhirnya sampailah aku dibibir pantai yang lumayan ramai. Aku duduk di pasir yang basah beberapa pasangan dan anak-anak sedang bermain didekatku sehingga aku mencari tempat lain setelah perasaanku mulai terganggu ketika aku membaca novel mereka selalu lewat didepanku. Akhirnya aku menemukan tempat yang lebih dekat lagi dengan laut dan kusulut rokokku.
Menuju lamunan dan kahayalan aku melalui tiap menitnya pertama aku mengkhayalan bagaimana membuat sebuah lagu dengan ritme ombak tersebut, mungkin dengan music techno dan suara falsetto yang ekstrim seperti band kegemaranku siguros. Akhirnya aku tergoda sedikit membasahi kakiku ingin aku menari-nari trance di tepian pantai tapi aku aku terlalu malu untuk melakukanya.
Akhirnya sedikit aku melantunkan sven englar sedikit saja (coba kalu sepi) kemudian aku duduk dan memandang kelaut lagi hal tersebut membuatku sadar bahwa dalam prespekti mata di pantai ( walaupun itu ilusi optic) bahwa ada tiga unsur yang berbeda bertemu di pantai. Pertama adalah pertemuan langit dan laut hal ini bisa kita lihat bahwa langit yang begitu tinggi dengan materi yang lembut bisa bertemu dengan kedalaman laut yang materinya lebih kasar garis tipis terlihat memisahkan antara langit dan laut. Langit makin jauh kelihatan semakin melandai dan menyentuh laut.
Pertemuan kedua terjadi antara laut yang dalam dan materinya lebih kasar dari langit bertemu dengan tanah yang materinya lebih kasar dari laut dan dalam kedalaman laut dan ketinggian langit tanah berada di tengahnya. Hal tersebut semakin menunjukan bahwa karena cinta akan hidup perbedaan bukanlah halangan bagi langit bertemu dengan laut, bagi laut bertemu dengan tanah.
Namun demikian lautlah yang menyambungkan keduanya langit dan tanah. Lautlah sang cinta tersebut lautlah yang bisa menerima kedua unsur itu menjadi satu kesatuan. Maka manusia yang terbaik adalah manusia yang bisa menjadi laut. Memeluk tanah dengan ombaknya dan menghimpun awan untuk laut. Lautlah yang menerima angin dari langit dan memberi hujan kepada tanah. Kemudian tanah membalasnya dengan lumpur dan pasir namun langit tidak pernah mengeluh.
Teringat suku bajau yang bermukim diatas laut mungkin mereka tidak mau berpisah dalam pertemuan cinta dunia ini……………..
Mungkin laut itu seorang ibu……………..
Purwogondo,12 juli 2009
Rabu, 01 Juli 2009
Siapakah Penduduk Mohenjo Daro Harapa ?
Mohenjo daro dan harapa masih jadi misteri perdaban yang sangat modern dengan saluran airnya yang canggih gedung2 rakayat saja rata-rata berlantai tiga KOTA TERSEBUT DIperkirakan berdiri mulai 7000 tahun yang lalu. tiba-tiba hilang secara misterius 3750 tahun yang lalu...
letak peradaban ini disungai indus, sekarang adalah wilayah punjabi daerah india dan pakistan.
ada beberapa spekulasi atas menurunnya peradaban mohenjo daro n harapa (MnH)
diantaranya gempa bumi dasyat kemudian serangan bangsa arya, spekulasi paling dasyat adalah mereka diledakan oleh bom nulklir purba ???
mereka pada diperkirakan memiliki dewa sywa, namun hal ini juga masih meragukan apakah dibangun oleh arya atau bangsa MNH.
mysteri ini belum juga dipecahkan karena tidak bisa dibacanya tulisan bangsa MnD ini, yang jelas hurufnya bukan huruf vedic ( huruf bangsa arya ), kalo dilihat, seperti simbol-simbol gambar.
soal kontak perdagangan diperkirakan mereka bersentuhan juga dengan bangsa mesopotamia(sabit subur euprat dan tigris). karena ditemukanya perhiasan-perhiasan dari peradaban tersebut.
Awal abad ke-20, arkeolog Inggris Marshell mengekskavasi kota kuno Mohenjondaro dan Hara. Hasilnya tingkat kesibukan dan keramaian kedua kota tersebut membuat Marshell terkejut. Ini adalah bekas ibukota dua negara merdeka pada jaman peradaban sungai India antara tahun 2350-1750 sebelum masehi, penelitian lebih lanjut menghasilkan perhitungan, dua kota masing-masing terdapat sekitar 30 hingga 40 ribu penduduk, lebih banyak dibanding penduduk kota London yang paling besar pada abad pertengahan.
Kota dibagi 2 bagian yaitu kota pemerintahan dan kota administratif. Kota administratif adalah daerah pemukiman, tempat tinggal yang padat dan jalan raya yang silang menyilang, kedua sisi jalan banyak sekali toko serta pembuatan barang-barang tembikar. Kota pemerintahan adalah wilayah istana kerajaan. Fondasi bangunan yang luas membuat jarak terhadap penduduk, pagar tembok yang tinggi besar disekeliling dan menara gedung mencerminkan kewibawaan Raja. Sistim saluran air bawah tanah yang sempurna dengan menggunakan bata membuat kehidupan kota manusia sudah berubah menjadi nyata.
Puing-puing menunjukkan Harappa merupakan sebuah kota yang mempunyai rancangan bangunan disekeliling ruang lingkup tertentu, kurang lebih menggunakan bahan yang sama, segalanya sangat teratur, bahwa pada tahun 3000 sebelum masehi, orang-orang membangun kota dengan skala yang sedemikian, memperlihatkan tingginya peradaban mereka.(http://gusmang.blogspot.com/2009_02_01_archive.html)
pertanyaan yang paling mendasara suku bansga apakah mohenjo daro harapa, beberapa spekulasi mereka itu bangsa dravida, memang sekarang bangsa dravida yang hitam pekat. adapula mereka juga ras kaukasia seperti halnya arya sekarang ini ????
spekulasiku.....
btw aku agak, berspekulasi bahwa penduduknya bs saja adalah ras polynesia (malayo-polynesia( ma negara di S mekong, indo,malaysia n sebagian filipina indian amerika,madagaskar),micronesia(ocenia),melanesia(n egrito taiwan, jepang,filipina n papua), ) walaupun versi mainstreamnya penduduk polynesia berasal dari formosa( taiwan), tetapi eksodus pelayaran besar-besaran kira2 sama dengan runtuhnya mohenjo daro harapa 4000 tahun sampai 2000 tahun.
ada hal lain yg memeperkuat asumsi saya adalah bansga dravida yg berkulit hitam pekat dalam versi lisanya mereka itu mengaku berasal dari serendib( swarnadwipa atau sumtra). hal ini menguatkan bahwa persebaran dravida adalah di wilayah malayo-polynesia bukan tidak mungkin setealah kehancuran MND mereka mencari suaka di tempat leluhurnya.. ( maaf asumsi gan)
soal tulisan ini yg gak nyambung, harusnya ada tulisan yg menjadi turunan dari tulisan purba MND, seperti champollion penerjemah bahasa dan tulisan dari mesir kuno karena ada batu rosseta yang menerjemahkan ke bahasa semit kalo hak salah...
dari berbagai sumber..
Rabu, 17 Juni 2009
Kala Tida
jiwa-jiwa mulai seperti casava javanicus yang hanya merambat pada pohon lain. dan yang menyedihkan kata hati nurani dijajah menjadi satu institusi politik .
ketika waktu begitu melambat seakan kita kembali ke zaman barbarianisme. sang kuatlah sang kebenaran. bukan berarti kebenaran tidak harus kuat dengan kuatlah kebenaran itu akan punya makna bukan sebagai dominasi atau lampu senter yang menyilaukan mata tetapi sebagai lentera yang menyinari tetapi tidak menyilaukan....
ooo.. champollion... ooo.. champolion nampaknya engkau harus kembali hidup untuk menerjemahkan kembali arah dan karakter bangsa besar ini..
Jumat, 20 Februari 2009
Senjakala Dunia Kehidupan
Dikala senja kulihat langit seperti biasanya seperti hari kemarin, kemarinya lagi atau kemarinya lagi. Dengan satu bungkus rokok dan segelas kopi kulewati senja ini dengan tanda semburat merah dan burung-burung yang seperti mengejek dengan huruf V nya dia telah memperoleh Vida sedangkan aku berpikir formasi hidupku bukan V tetapi F untuk Fall In Behind.
Kemudian aku berpikir tentang kehidupanku apa yang kuperrbuat dalam dua hari atau motif-motif perbuatanku. Setelah kurampungkan buku kritik rasio fungsionaris habermas yang begitu menguncang aku makin lama makin bersedih dengan landasan-landasan perbuatanku selama ini;Kesadaran palsu,sensualismeku dan hilangnya dunia kehidupanku yang tertindas oleh kaca-kaca sekitarku dan sikap afirmatif yang didukung oleh sifat masokis yang kronis yang kadang dibarengi juga dengan sikap sadistisku.
Mungkin aku meniru judul buku senjakala para dewanya Nietze yang belum pernah aku baca; judul itu aku bayangkan isinya sebagai matinya dewa-dewa mistris orang abad pertengan yang dilandasi oleh rasa berdosa dan rasa takut; digantikan satu dewa modernitas positivisme. Institusi gereja sebagi satu-satunya kebanaran diganti dengan uang yang dapat diukur dan kekuasaan dengan legitimasi palsu sebagai perisai.
Aku dahulu mencoba lari dari Tuhan tetapi ternyata aku juga lari dari sistem kehidupan. Kuganti Tuhan dengan media uang dan kekuasaan sebagi fetis. Sebenarnya hal ini juga tidak dengan sepenuh hati aku selalu berada dalam keraguan dalam hal ini tetapi dengan sikap afirmatif terhadap penetrasi dari luar dan sekaligus sado-masokisku aku memalingkan muka dari dunia kehidupan.
Ternyata dengan dukungan lingkungan sifat sado-masokisku semakin menjadi; dunia kehidupanku hilang dan aku hidup tanpa makna. Lembaran-lembaran kosong kehidupan kuisi dengan kepalsuan. Agenda-agenda melawan mesin dalam alam bawah sadarku kadang juga muncul yang membuatku merasa tidak memijakan kaki diatas tanah aku melayang dalam ruang hampa dan mengigil dalam kesepian.
Tapi aku kemudian berusaha membunuhnya dengan begitu mudahnya karena tubuhku sudah sangat terlatih untuk menjadi sado-masokis. Rasa sayang orang-orang disekitarku kadang begitu menyiksa,.kadang juga aku melihat orang yang sangat kuat berpijak sebagai mesin dan memata-mataiku juga begitu menyiksa. Seakan dia tahu segalanya dengan mantap berpegang pada tongkat kepalsuan dengan pandangan wajah memuakan dan obrolan-obrolan mengenai dirinya yang penuh dengan kepalsuan dan fetisisme egosentris juga sungguh memuakan dan memalukan.
Aku juga sungguh lebih jauh melangkah dari dunia kehidupan tetapi melihat orang yang mantap dengan media uang dan kekuasaan sebagai bagian kehidupan aku sungguh jijik dan muak. Aku tahu mungkin kepribadianku yang terpecah ini karena aku terlalu lama menjauh dari dunia kehidupan. Aku tidak sanggup berada dibawah tatapan senyuman yang menertawakanku merasa selalu menang setiap hari ???. aku yakin ini bukan cemburu tetapi kemuakan !!!!
Tetapi hal ini menambah sesak kehidupan yang sudah begitu terjepit dalam penyelaman makna yang terganggu oleh sifat sado-masokisku. Didetik ini juga aku masih menyimpan seribu kepalsuan dalam dada. Yang semakin menyiksa mengerogoti tubuh dunia kehidupan seperti belatung.
Aku juga kadang merasa tidak pernah bermaksud menyelamatkan orang dari mesin tetapi aku ingin melukai egosnetrisnya saja tetapi aku sungguh tidak memanipulasi omonganku aku hanya mengatakan apa yang dihatiku; hal ini bahkan sebenarnya konstruktif kalau saja mendengarkan bukankah akan lebih baik melihat hidup dari berbagai sisi. Tatapan kebencianlah yang aku terima tetapi itu adalah setimpal dengan caranya memata-matai seperti mesin penyedot debu patologi masyrakat dan aku kadang senang melihat wajahnya yng sebenarnya.
Aku memang harus berdamai dengan dunia kehidupanku yang sudah semakin berada dimasa senja dalam masa studiku tetapi sebenarnya ini adalah tengah hari yang panas dalam dunia kehidupan sehingga aku masih bisa mengisi lembar-lembar memoriku dengan hal yang berharga. Aku akan mencoba memalingkan muka dari mesin dan merangkul kembali dunia kehidupanku yang hangat dan penuh cinta kasih. Hanya satu hal yang perlu akau lakukan yakni dengan kesadaranaku aku harus berusaha mencintai diriku sendiri walaupun dimulai dengan tangan yang gemetar dan dingin.
Biarlah selama tiga tahun hidupku menjadi lelucon bagi dunia kehidupan
Fist in the air, In the land of hipocrisy
Fist in the air, In the land of hipocrisy
Fist in the air, In the land of hipocrisy
Wake’ UUUP!!!!!!!!!!!!!
Wake’ UUUP!!!!!!!!!!!!!
Wake’ UUUP!!!!!!!!!!!!!
N:B :Aku harap Tiap Orang Mencintai dunia kehidupan sehingga senjakala ini tidak berubah menajdi gelap gulita malam dunia kehidupan.; aku yakin tiap nafas kehidupan adalah penahan tetesan pasir waktu menuju kematian jiwa dunia.
8 februari 2008 di jogja, dalam suhu udara yang lumayan panas di musim hujan
Selasa, 27 Januari 2009
Gagak Hitam
Dalam pelayaranku setelah hampir habis kubelanjakan semua hartaku, aku menemukan sebuah pintu dengan lubang kecil dihadapanku, Apakah ini dunia Hakiki yang selama ini kucari Yang didalamnya adalah Dia yang abadi.Maka aku memutuskan untuk mengintipnnya Kutinggalkan kapal layarku Semua muatan yang berisi domba-domba rampasan Aku putuskan untuk mengintipnya Alangkah indahnya ternyata dibalik pintu itu ada surga Dunia hakiki yang telah ditingalkan moyangku Adam.
Bertahun-tahun aku mengintip dari dalam lubang pintu kecil ini atapi sungguh menjengkelkan ketukan langkah orang-orang berlalulalang menganguguku. Aku sedang mengintip dunia sempurna; yang tetap dan abadi. Maka aku putuskan untuk menhujamkan pisauku ke tiap orang yang berlalu-lalang. Ah ternyata tiada habisnya orang ini berlalu-lalang.;aku putuskan menulikan pendengaranku dengan timah panas.. Akhirnya aku dapat melihat dengan perspektifku yang sempurna dunia tak berbanding ini dunia tanpa cacatku.
Dalam pengintipanku yang sempurna tiada banding. Aku mencium bau busuk yang semakin menusuk aku merasa sangat jengkel dengan hal ini maka kuputuskan menuangkan timah ke panas juga ke penciumanku.
Akhirnya senpurna juga penglihatan akan dunia abadi ini tak kusiakan segala bentuk penyiksaan sebelumnya. Sampai suatu saat dalam lubang pintu itu dunia menjadi gelap gulita pekat seperti ceruk tanpa lampu.
Semilir angin meniup wajahku dan sebuah tangan mencengkeramku dengan kuat; sudah saatnya engkau menjadi makanan gagak; dunia abadi telah habis dia telah menjadi
Apakah engaku merasa berkuasa dengan menghujamkan pisaumu kedada orang-orang itu bukan dada orang lain tetapi dadamu sendiri. Apakah engakau sudah puas denga matamu melihat kota busuk itu diatasmu ada langit yang begitu tinggi dan luas uintuk mengatakan bahwa kamu hanya sebagian kecil dari surgaku. Dan dibawahmu ada laut yang begitu luas dan dalam untuk menyatakan bahwa kamu begitu dangkal. Apalagi yang kau harapakan dengn mengintip dari lubang pintu itu.. aku berkata sambil menangis tetapi Dirimu telah meberiku peta tua ini yang membawaku sampai ke lubang pintu ini Tuahan macam apa engkau ini yang mencelakakan aku sang pengembara.
Sungguh bodoh dirimu pengembara apakah keyakinanmu akan peta tua ini telah melalaikanmu akan percaya padaKu. Hanya Akulah yang abadi peta tua ini adalah benar tanpa satu titikpun yang dusta. Tetapi apa yang kamu lakukan dalam melihat dari lubang kecil itu lama-lama membuatKu muak. Lihatlah rekaman ulang apa yang engkau perbuat pertama engkau telah merampok saudagar untuk memperoleh perahumu dan engkau juga datang kesebuah pulau untuk merampok domba-domba itu kemudian dirimu setelah menemukan lubang pintu itu engkau tidak membiarkan orang lain melihatnya engakau bahkan mebunuh orang yang berlalu-lalang itu karena engkau anggap menggangumu. Kemudian engkau menulikan telingamu belum cukup dengan itu engkau mengkedapkan penciumanmu.
Kecintaanmu akan yang abadi hanyalah suatu kepalsuan, kegembiraanmu adalah kepalsuan peraayanmu adalah kepalsuan, engkau diam berdiri mengintip untuk menyiksa orang lain sekaligus menyiksa dirimu sendiri bukan ???.
Dengarlah…. aku tidak menciptakan sesuatu abadi dalam dunia ini semuanya berubah mengikuti waktu. Walaupun itu hanya bentuk bukan wujud. Semuanya relatif dalam bentuk. Jikalau engkau hanya mempercayai bentuk akankah engkau menemukan yang abadi engkau harus berlari lebih cepat daripada waktu untuk menemukan wujud; hal itu tidak bisa kaulakuakan sendiri dan hanya dengan mengintip dari lubang pintu apakah engkau puas dengan melihat saja dari lubang pintu sehingga aku memandang engkau hanya sebagai pembawa beban predikat.” Engkau harus melihat dari lubang pintu” dari eksistensi dirimu adalah “ aku harus melihat dari lubang pintu”.
Engaku harus tahu bahwa aku menjadikanmu kalifah dibumi ini dengan kehendak bebas yang harus engakau pilih. Aku tidak pernah menghukum manusia tetapi hukum konswekuensilah yang berjalan sebagimana konsensus Aku dan Adam untuk menjadikanya Khalifah dibumi.. Apa yang engkau laukan adalah mencampakanya dalam kebusukanmu sendiri.
Maka katakanlah aku Ingin…….
Ya Aku Ingim
Apa Aku tidak mendengarnya
Aku Ingin!!!! …Tuhan
Nah Itu lebih baik,,,
Perubahan harus engkau lakukan karena alam dalam bentuk selalu berubah. Dan tidak ada sesuatupun dalam pengetahuan yang tidak berpihak. Engkau telah berpihak pada kepalsuan akankah engkau menemukan keHakikian ??? . dalam petaku tidak sama sekali aku bolehkan seorangpun menggambarKu dan menggambar surgaKu apakah engkau tidak melihat bahwa hal ini kumaksudkan bahwa hal ini adalah jebakan untuk menuju kesebuah pencarian ynag menjadikanmu pengembara bukan untuk menjadikanKu dan surgaKu sebagai Berhala Bagimu. Mengapa engkau tidak menghancurkan pintu itu dan hanya mengintip ???. kesalahanmu begitu fatal maka malaikatku akan menghantarmu keneraka maka bersiap-siaplah. Bertanggung jawab atas kehendak bebas yang aku berikan.. Jangan begitu Tuhanku beri aku kesempatan sekali lagi. Apakah ini yang pertama kali aku sudah mengirimkan bebarapa malaikat tetapi engkau bunuh sebelum dia berkata-kata kali ini tiada toleransi lagi bagimu.
Maka izroil dengan tanngan yang penuh api menyeretkuku aku meraung dan bersumpah untuk tidak meberhalakan Tuhan lagi. Tangan itu sudah membakar leherku. Aku semakin menghiba dan meraung. Tergambarlah olehku neraka yang kejam yang didalamnya penyiksaan abadi dan hukuman paling ringan hanyalah di tusuk ubun-ubunya dengan besi sampai mati kemudian dihidupkan kembali dan ditusuk kembali dan dihidupkan lagi sampai waktu yang tidak bias dibayangkan bukankah penderitaan tak mengenal waktu. Seperti halnya kesenangan.. minuman yang ada tidak menyegarkan malahan akan membuat lehermu mengelupas dan makan yang ada hanyalah buah yang berduri yang hanya membuat ususku terobek-robek.
Tiba-tiba desiran angin menerpa wajahku dan suara burung camar memekik ditengah terik;terhenyaklah aku dari pelayaranku kedalam realitas aku bersukur dan setengah percaya itu hanyalah mimpi burukku saja. .Dengan tergopoh-gopoh aku putar kemudi mengembalikan domba-domba, mengembalikan kapal dan berjanji akan menebus segala kerugian pemilik kapal dan pemilik domba
Dalam malam yang hening disebuah pelabuhan yang sedang berkembang kupandangi peta tua itu(sambil berpikir haruskah kubuat peta baru untuku sendiri) seketika muncul hujan deras yang membasahi petaku dalam hujan munculah tulisan kecil dibawah peta. “Tiada Tuhan Selain Kebenaran; Kebenaran yang Agung selalu ingin dikritik” maka aku menyimpan peta tua itu. Di pelabuahan ini aku melihat laut yang dalam, bernyanyi dengn ombaknya, langit yang tinggi berhias dengan bintang-bintang dan bumi ini yang kupijak begitu rendah dan hangat belum kuputuskan kemana aku pergi tetapi aku tetap ingin mencariNya.
Menjelang pagi ditengah Kontemplasiku aku melihat kerumunan orang yang sedang membawa peta yang sama denganku diatasnya ada ribuan gagak hitam yang berputasr-putar. Aku akan memberitahunya agar tidak terselimuti awan gelap sepertiku. Dalam kerumunan orang yang membawa peta seorang bocah melihat pengembara dikerumuni gagak hitam apakah dya mayat berjalan aku Ingin mnegingatkanya semoga saja pengembara itu bukan zombi.
26 january 2009
Dinexado
Edit 27 januari 2009
Ditengah malam-malam yang dalam beberapa hari ini suara gagak selalu menemaniku; berntunglah malamku hari ini tidak ditemani gagak. Kuharap malam ini tidak ada suara gagak lagi ternyata harapanku tidak terkabul jam 12.53 suara gagak terdengar lagi dan ironisnya lagi menurut sohibku yang kudengar bukanlah gagak hitam; ternyata hanyalah bangau putih..
Selasa, 20 Januari 2009
Broken Miror
Broken Miror
Suatu saat aku ingin berkaca
Pada suatu sore yang hening
Aku mulai menemukan kesejatianku
Dalam kaca yang begitu jernih
Tetapi selalu saja
Ad keinginan untuk menghancurkanya
Sebuah rasa penghancuran diri yang tiada berakhir
seperti jurang tak berdasar selalu menghantuiku
aku tertatih berdiri setalah melakukan kesalahan
namun nampaknya otot dadaku terlalu kaku untuk terbang lagi
aku selalu mengahncurkan kaca-kaca besar dsekelilingku
aku tahu aku punya multi dimensi
dimensi itu begitu indah
tetapi juga aku begitu rapuh
sekarang aku memulai lagi membangun kaca-kaca besarku
semoga saja aku tidak menghancurkanya lagi
sekarang yang tersisa
adalah puzzle kaca-kaca disekelilingku
dalam sore yang hening
dalam jiwa yang lelah dan kering
aku akan menyatukanya lagi
bukan untuk kuhancurkan
bukan untuk kulemparkan kedalam jurang tak berdasar
tetapi kaca-kaca besar itu
kuciptakan untuk melihat wajah hati nuraniku
yang didalamnya terdapat danau keabadian
danau bagi merpati putih