Selasa, 27 Januari 2009

Gagak Hitam


Dalam pelayaranku setelah hampir habis kubelanjakan semua hartaku, aku menemukan sebuah pintu dengan lubang kecil dihadapanku, Apakah ini dunia Hakiki yang selama ini kucari Yang didalamnya adalah Dia yang abadi.Maka aku memutuskan untuk mengintipnnya Kutinggalkan kapal layarku Semua muatan yang berisi domba-domba rampasan Aku putuskan untuk mengintipnya Alangkah indahnya ternyata dibalik pintu itu ada surga Dunia hakiki yang telah ditingalkan moyangku Adam.

Bertahun-tahun aku mengintip dari dalam lubang pintu kecil ini atapi sungguh menjengkelkan ketukan langkah orang-orang berlalulalang menganguguku. Aku sedang mengintip dunia sempurna; yang tetap dan abadi. Maka aku putuskan untuk menhujamkan pisauku ke tiap orang yang berlalu-lalang. Ah ternyata tiada habisnya orang ini berlalu-lalang.;aku putuskan menulikan pendengaranku dengan timah panas.. Akhirnya aku dapat melihat dengan perspektifku yang sempurna dunia tak berbanding ini dunia tanpa cacatku.

Dalam pengintipanku yang sempurna tiada banding. Aku mencium bau busuk yang semakin menusuk aku merasa sangat jengkel dengan hal ini maka kuputuskan menuangkan timah ke panas juga ke penciumanku.

Akhirnya senpurna juga penglihatan akan dunia abadi ini tak kusiakan segala bentuk penyiksaan sebelumnya. Sampai suatu saat dalam lubang pintu itu dunia menjadi gelap gulita pekat seperti ceruk tanpa lampu.

Semilir angin meniup wajahku dan sebuah tangan mencengkeramku dengan kuat; sudah saatnya engkau menjadi makanan gagak; dunia abadi telah habis dia telah menjadi kota busuk. Dan lihatlah dirimu sendiri telah menjadi tuli kedap bau-bauan sehingga engkau tidak tau bahwa belatung dari orang yang kau bunuh telah merayap mengerogoti pencernaanmu yang begitu buruk.; apakah engkau tidak tahu bahwa orang yang berlalu-lalang adalah anak-anaKu. Aku tidak pernah menciptakan surga yang abadi. Aku tidak pernah menciptakan segala-galanya abadi. engakau telah menjadi masokis dengan menulikan dan mengkedapkan inderamu.

Apakah engaku merasa berkuasa dengan menghujamkan pisaumu kedada orang-orang itu bukan dada orang lain tetapi dadamu sendiri. Apakah engakau sudah puas denga matamu melihat kota busuk itu diatasmu ada langit yang begitu tinggi dan luas uintuk mengatakan bahwa kamu hanya sebagian kecil dari surgaku. Dan dibawahmu ada laut yang begitu luas dan dalam untuk menyatakan bahwa kamu begitu dangkal. Apalagi yang kau harapakan dengn mengintip dari lubang pintu itu.. aku berkata sambil menangis tetapi Dirimu telah meberiku peta tua ini yang membawaku sampai ke lubang pintu ini Tuahan macam apa engkau ini yang mencelakakan aku sang pengembara.

Sungguh bodoh dirimu pengembara apakah keyakinanmu akan peta tua ini telah melalaikanmu akan percaya padaKu. Hanya Akulah yang abadi peta tua ini adalah benar tanpa satu titikpun yang dusta. Tetapi apa yang kamu lakukan dalam melihat dari lubang kecil itu lama-lama membuatKu muak. Lihatlah rekaman ulang apa yang engkau perbuat pertama engkau telah merampok saudagar untuk memperoleh perahumu dan engkau juga datang kesebuah pulau untuk merampok domba-domba itu kemudian dirimu setelah menemukan lubang pintu itu engkau tidak membiarkan orang lain melihatnya engakau bahkan mebunuh orang yang berlalu-lalang itu karena engkau anggap menggangumu. Kemudian engkau menulikan telingamu belum cukup dengan itu engkau mengkedapkan penciumanmu.

Kecintaanmu akan yang abadi hanyalah suatu kepalsuan, kegembiraanmu adalah kepalsuan peraayanmu adalah kepalsuan, engkau diam berdiri mengintip untuk menyiksa orang lain sekaligus menyiksa dirimu sendiri bukan ???.

Dengarlah…. aku tidak menciptakan sesuatu abadi dalam dunia ini semuanya berubah mengikuti waktu. Walaupun itu hanya bentuk bukan wujud. Semuanya relatif dalam bentuk. Jikalau engkau hanya mempercayai bentuk akankah engkau menemukan yang abadi engkau harus berlari lebih cepat daripada waktu untuk menemukan wujud; hal itu tidak bisa kaulakuakan sendiri dan hanya dengan mengintip dari lubang pintu apakah engkau puas dengan melihat saja dari lubang pintu sehingga aku memandang engkau hanya sebagai pembawa beban predikat.” Engkau harus melihat dari lubang pintu” dari eksistensi dirimu adalah “ aku harus melihat dari lubang pintu”.

Engaku harus tahu bahwa aku menjadikanmu kalifah dibumi ini dengan kehendak bebas yang harus engakau pilih. Aku tidak pernah menghukum manusia tetapi hukum konswekuensilah yang berjalan sebagimana konsensus Aku dan Adam untuk menjadikanya Khalifah dibumi.. Apa yang engkau laukan adalah mencampakanya dalam kebusukanmu sendiri.

Maka katakanlah aku Ingin…….

Ya Aku Ingim

Apa Aku tidak mendengarnya

Aku Ingin!!!! …Tuhan

Nah Itu lebih baik,,,

Perubahan harus engkau lakukan karena alam dalam bentuk selalu berubah. Dan tidak ada sesuatupun dalam pengetahuan yang tidak berpihak. Engkau telah berpihak pada kepalsuan akankah engkau menemukan keHakikian ??? . dalam petaku tidak sama sekali aku bolehkan seorangpun menggambarKu dan menggambar surgaKu apakah engkau tidak melihat bahwa hal ini kumaksudkan bahwa hal ini adalah jebakan untuk menuju kesebuah pencarian ynag menjadikanmu pengembara bukan untuk menjadikanKu dan surgaKu sebagai Berhala Bagimu. Mengapa engkau tidak menghancurkan pintu itu dan hanya mengintip ???. kesalahanmu begitu fatal maka malaikatku akan menghantarmu keneraka maka bersiap-siaplah. Bertanggung jawab atas kehendak bebas yang aku berikan.. Jangan begitu Tuhanku beri aku kesempatan sekali lagi. Apakah ini yang pertama kali aku sudah mengirimkan bebarapa malaikat tetapi engkau bunuh sebelum dia berkata-kata kali ini tiada toleransi lagi bagimu.

Maka izroil dengan tanngan yang penuh api menyeretkuku aku meraung dan bersumpah untuk tidak meberhalakan Tuhan lagi. Tangan itu sudah membakar leherku. Aku semakin menghiba dan meraung. Tergambarlah olehku neraka yang kejam yang didalamnya penyiksaan abadi dan hukuman paling ringan hanyalah di tusuk ubun-ubunya dengan besi sampai mati kemudian dihidupkan kembali dan ditusuk kembali dan dihidupkan lagi sampai waktu yang tidak bias dibayangkan bukankah penderitaan tak mengenal waktu. Seperti halnya kesenangan.. minuman yang ada tidak menyegarkan malahan akan membuat lehermu mengelupas dan makan yang ada hanyalah buah yang berduri yang hanya membuat ususku terobek-robek.

Tiba-tiba desiran angin menerpa wajahku dan suara burung camar memekik ditengah terik;terhenyaklah aku dari pelayaranku kedalam realitas aku bersukur dan setengah percaya itu hanyalah mimpi burukku saja. .Dengan tergopoh-gopoh aku putar kemudi mengembalikan domba-domba, mengembalikan kapal dan berjanji akan menebus segala kerugian pemilik kapal dan pemilik domba

Dalam malam yang hening disebuah pelabuhan yang sedang berkembang kupandangi peta tua itu(sambil berpikir haruskah kubuat peta baru untuku sendiri) seketika muncul hujan deras yang membasahi petaku dalam hujan munculah tulisan kecil dibawah peta. “Tiada Tuhan Selain Kebenaran; Kebenaran yang Agung selalu ingin dikritik” maka aku menyimpan peta tua itu. Di pelabuahan ini aku melihat laut yang dalam, bernyanyi dengn ombaknya, langit yang tinggi berhias dengan bintang-bintang dan bumi ini yang kupijak begitu rendah dan hangat belum kuputuskan kemana aku pergi tetapi aku tetap ingin mencariNya.

Menjelang pagi ditengah Kontemplasiku aku melihat kerumunan orang yang sedang membawa peta yang sama denganku diatasnya ada ribuan gagak hitam yang berputasr-putar. Aku akan memberitahunya agar tidak terselimuti awan gelap sepertiku. Dalam kerumunan orang yang membawa peta seorang bocah melihat pengembara dikerumuni gagak hitam apakah dya mayat berjalan aku Ingin mnegingatkanya semoga saja pengembara itu bukan zombi.

26 january 2009

Dinexado

Edit 27 januari 2009

Ditengah malam-malam yang dalam beberapa hari ini suara gagak selalu menemaniku; berntunglah malamku hari ini tidak ditemani gagak. Kuharap malam ini tidak ada suara gagak lagi ternyata harapanku tidak terkabul jam 12.53 suara gagak terdengar lagi dan ironisnya lagi menurut sohibku yang kudengar bukanlah gagak hitam; ternyata hanyalah bangau putih..

Tidak ada komentar: